Pak, Bu … Cinta Saja Tidak Cukup Untuk Menolong Anakmu!

Setiap orang tua yang normal, secara alamiah pasti memiliki rasa cinta yang besar untuk anak-anak mereka. Bukan hanya cinta, mereka juga memiliki harapan dan menginginkan yang terbaik untuk anak-anak.

Namun, tidak setiap orang tua mampu mengantarkan anak-anak mereka menuju kesuksesan masa depan. Kehidupan yang lurus dan benar, kemampuan untuk hidup di tengah masyarakat, dan kemampuan untuk resiliensi diri untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup.

Kenakalan remaja semakin meningkat, angka seks bebas yang berujung pernikahan muda, dan drop out dari sekolah semakin banyak. Tingkat depresi remaja hingga kasus bunuh diri tak terelakkan lagi. Semua kasus itu, bukan terlahir dari anak yang kekurangan cinta dari orang tua, melainkan curahan cinta yang dilakukan orang tua dengan cara yang salah. Curahan cinta tanpa ilmu.

Orang tua perlu belajar tentang ilmu mendidik anak, cara mendisiplinkan anak secara positif, cara berkomunikasi yang baik dengan anak, dan cara membangun hubungan dengan anak agar senantiasa menjadi teman bagi anak-anak.

Ilmu akan menjadi rem jika cinta orang tua kencang melaju hingga membuat anak merasa bossy (senang memerintah, tidak mau mengalah, dan tidak mau mendengarkan orang lain). Ilmu akan menjadi pengingat, bahwa kedisiplinan juga perlu ditegakkan dengan tidak terlalu kaku dan keras. Terlalu kaku dan keras hanya bisa membuat hati anak patah.

Orang tua memiliki insting kuat untuk senantiasa melindungi anak, menjaga mereka dari kegagalan dan kesusahan. Namun jika ini berlebih, cinta tanpa ilmu justru membahayakan anak-anak. Anak-anak yang selalu dilindungi dari masalah, tidak dibiarkan untuk merasakan kegagalan dan tidak pernah dihadapkan masalah justru akan tumbuh menjadi anak yang rapuh dan mudah patah.

Tidak selamanya orang tua mampu melindungi anak dari hal yang membuat mereka bersedih. Jadi, perasaan tega pun baik untuk ada dalam hati orang tua dalam mendidik anak. Tega untuk membiarkan anak merasa kecewa, tega untuk tidak ikut campur agar anak menghadapi masalahnya. Tega yang akan membuat anak menjadi pribadi yang kuat dan siap menghadapi apa pun di masa depan.

Ilmu adalah penyeimbang, karena cinta saja tidak cukup untuk menjaga anak-anak kita. Ilmu adalah pegangan, agar cinta yang berlimpah dari orangtua tidak lantas membuat anak-anak terhanyut karena besarnya.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *