Tujuan hidup, keinginan dan harapan di masa depan terkadang membuat kita lalai (terlewat) akan kenikmatan yang sedang kita alami. Karena fokus kita adalah hal yang terjadi di masa depan, sehingga apa yang kita alami terasa belum cukup baik atau terasa biasa saja. Menikmati apa yang terjadi erat kaitannya dengan menjalani hidup dengan penuh kesadaran. Tabiat manusia memang sulit untuk merasa puas, ingin lebih dan lebih, sekalipun ada kemajuan dalam diri, seringkali hanya terlihat samar.
Apalagi, kita hidup tidak bisa lepas dari teknologi dan media sosial. Rasanya kehidupan harus dituntut serba cepat, besok harus begini, lusa harus begitu, minggu depan harus kesini, bulan depan harus kesitu, tahun depan harus sudah sampai sini dan lain-lain. Percepatan ini baik, membuat kehidupan dinamis, namun sayangnya menjadikan manusia kehilangan kesadaran untuk menikmati masa kini.
Ketika anak kita bayi (masih menyusu, belum bisa bicara, belum bisa berjalan), rasanya pasti sangat repot, kita ingin bayi kita segera tumbuh besar karena kita lelah menggendong setiap hari dan ingin terbebas kemana pun jika pergi, lelah begadang menyusui, dan lain-lain. Rasa terburu-buru itu hanya akan membuat kita lelah, proses yang kita jalani pun jadi semakin menjengahkan.
Namun jika secara mindful (dengan penuh kesadaran) kita menghikmati proses yang kita jalani, kita rasakan betul kelelahannya, kita terima dengan ikhlas meskipun kadang sangat menyiksa dan ingin menangis, kita bisikkan pada diri kita bahwa proses ini tidak lama, proses ini aka nada akhirnya, yaitu akhir yang indah. Dengan penuh kesadaran begitu, kita akan memperhatikan setiap moment, berusahan mengambil hikmah dan tentu saja tidak tergesa-gesa.
Tergesa tidak akan membuat kita segera terlepas dari momen perjuangan, tapi justru membuat kita terlewatkan momen yang mungkin saja tidak akan terulang di masa depan. Jadi, kita hadapi dengan sadar, paket lengkap kehidupan, manis pahit, suka duka, semuanya dengan hikmat. Dengan begitu, paling tidak, kita tidak akan semakin stress, juga bisa mengambil pelajaran hidup sebanyak-banyaknya.