Saat Anak Memperhatikan Kebiasaan Orang Tua

“Anda terus menerus berada di atas panggung dan anak Anda adalah penontonnya, tepat di barisan depan.”
(Laurence Steinberg, Ph.D, Profesor Psikologi di Temple University)

Ayah bunda, sadar atau tidak anak-anak senantiasa memperhatikan apa yang kita lakukan. Bahkan untuk hal-hal yang remeh, yang kita pikir mereka tidak memperhatikannya. Nyatanya anak-anak adalah pengamat orang tuanya yang paling jeli. Hampir tak ada yang sikap sehari-hari orang tua yang luput dari perhatian anak.

Pepatah mengatakan Lisaanul Haal Afshohu Min Lisaanil Maqaal, bahwa tindakan atau perbuatan lebih kuat dan berdampak dari pada sekedar kata ucapan. Maka sebagai orang tua kita harus berupaya memberikan contoh yang baik pada anak-anak yang terus memperhatikan kita.

Contohnya dalam hal apa? Ya dalam hal apa saja. Karena anak-anak akan terus melihat bagaimana tingkah laku orangtuanya. Mulai bagaimana berbicara, berinteraksi dengan orang lain, mengisi waktu luang, berpakaian, makan, minum, ibadah, dan lainnya. Mereka terus mengamati apa pun yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya.

Prof. Laurence Steinberg mengatakan, “Belajar melalui pengamatan terus berlanjut sepanjang masa kecil dan juga remaja meski saat makin dewasa, anak-anak cenderung untuk tidak menirukan orang tua mereka secara terang-terangan dan cenderung melakukannya secara diam-diam.”

Inilah contoh bagaimana seorang sahabat yang kala itu masih kecil, ketika melihat Rasulullah shalat, ia segera ikut sholat. Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas,
“Aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Nabi SAW biasa bangun untuk sholat malam. Suatu malam, Nabi SAW bangun, kemudian berwudhu dengan wuhu yang ringan dari kendi yang digantung. Setelah itu beliau sholat. Aku pun berwudhu sama seperti wudhu beliau. Kemudian aku berdiri di samping kiri beliau. Namun beliau menarikku dan melettakkanku di samping kanan beliau. Kemudian beliau sholat beberapa rakaat..” (HR. Bukhari)

Lihatlah, bagaimana Ibnu Abbas kecil mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah. Bagaimana ia berwudhu seperti yang dilihatnya dari Nabi SAW, dan bagaimana ia mengikuti sholat. Ini menunjukkan bagaimana sebuah teladan memberikan dampak yang besar pada diri seorang anak.

Contoh lainnya. Ada kisah menarik dalam periwayatan do’a yang mungkin sering kita baca dalam Al-Ma’tsurat, yaitu do’a:

[اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ]

“Ya Allah, perbaikilah tubuhku, perbaikilah pendengaranku, perbaikilah penglihatanku, tidak ada Tuhan selain Engkau.”
Diriwayatkan bahwa ‘Abdurrahman bin Abu Bakrah ia berkata kepada bapaknya, “Wahai bapakku, di waktu pagi aku selalu mendengarmu berdoa: ‘Allahumma ‘Aafinii Fii Badanii Allahumma ‘Aafinii Fii Sam’ii Allahumma ‘Aafinii Fii Basharii Laa Ilaaha Illa Anta (Ya Allah, perbaikilah tubuhku, perbaikilah pendengaranku, perbaikilah penglihatanku, tidak ada Tuhan selain Engkau)’. Engkau ulang-ulang hingga tiga kali baik di pagi dan sore hari.”
Abu Bakrah menjawab, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW berdoa dengannya, maka aku berkeinginan untuk mengikuti sunahnya.” (HR. Abu Dawud)

Bersyukurlah Abu Bakrah karena putranya memperhatikan kebiasaan baiknya saat berdzikir kepada-Nya. Dan semoga ketika kita melakukan kebaikan-kebaikan, anak-anak menjadi terinspirasi dan melakukan kebaikan yang sama kita lakukan.

Kalua boleh tau, apa kebiasaan Ayah bunda yang pernah ditirukan anak-anak?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *