“Setengah daripada. Tegasnya bukanlah semua isteri atau semua anak jadi musuh. Hanya kadang-kadang atau pernah ada. Hasil dari sikap mereka telah merupakan suatu musuh yang menghambat cita-cita seorang Mu’min.”
(Buya Hamka, dalam Tafsir Al-Azhar)
Adakah yang menjadi musuh orang tuanya? Adakah anak yang memusuhi orang tuanya? Ada. Banyak berita tentang anak-anak yang menyiksa, menelantarkan, memenjarakan bahkan membunuh orang tuanya. Itulah anak yang menjadi musuh orang tuanya.
Permusuhan dalam arti yang demikian, mungkin sangat mudah terasa. Permusuhan yang tidak terlalu kita rasakan adalah apa yang diingatkan oleh Al-Qur’an, “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka, berhati-hatilah kamu terhadap mereka.” (QS. At-Taghabun [64]: 14)
Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsiir Al-Muniir menjelaskan, “Sesungguhnya sebagian istri-istri kalian dan anak-anak kalian adalah musuh bagi kalian dengan permusuhan yang berkaitan dengan akhirat. Mereka menjadi perintang dan penghambat bagi kalian dalam menjalankan kebaikan dan amal-amal saleh yang bermanfaat di akhirat kelak. Karena itu, waspada dan hati-hatilah kalian terhadap mereka. Ingat, jangan sampai kalian lebih memprioritaskan dan mengutamakan kecintaan dan belas kasihan kepada mereka daripada ketaatan kepada Allah SWT.”
Akhirnya, jangan biarkan anak-anak menjadi musuh bagi diri kita. Sebelum itu terjadi, mari kita didik mereka dan berikan teladan dalam berbuat kebaikan. Semoga dengannya kita bisa bersama-sama melangkah dalam berbuat kebaikan dan menjalankan ketaatan kepada-Nya. Aamin ya Rabbal ‘Aalamiin.