“Bukan anak yang berharta melimpah atau berkedudukan tinggi, namun anak-anak shalih-shalihah lah yang dibutuhkan semua orang ketika ia sudah tak lagi di dunia.”
Waktu terus berlalu. Hari terus berganti. Pekan terus berjalan. Dan bulan-bulan terus bergantian. Kita pun mungkin sudah lupa apa yang terjadi dan lakukan dalam mengisi waktu itu. Namun, sebagai orang beriman kita harus yakini bahwa tidak ada sedetikpun waktu yang berlalu, kecuali ia telah tercatat di sisi-Nya bersama amal yang kita lakukan.
Setiap waktu dalam hidup ini, kita harus berupaya mengisinya dengan amal kebaikan. Karena jika diibaratkan, waktu adalah sebuah wadah dan amal adalah isinya. Maka nilai waktu kita sangat ditentukan dengan amal yang mengisinya: apakah kita mengisinya dengan amal kebaikan atau justru sebaliknya.
Sekecil apapun amal yang kita lakukan akan dibalas oleh-Nya. Allah SWT telah menyampaikan dalam Al-Qur’an, “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Yang perlu kita ketahui, bahwa ada amal-amal yang memiliki pahala berganda yang ketika kita melakukannya akan diberikan balasan berkali-kali lipat dan pahala yang terus mengalir. Inilah yang disampaikan Rasulullah SAW dalam hadits, “Jika seseorang telah meninggal dunia maka terputuslah amal perbuatannya, kecuali dari tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang senantiasa mendoakannya.” (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim menjelaskan bahwa, “Arti hadis ini adalah, bahwa kematian seseorang dapat memutus amal perbuatannya, sehingga pahala yang mengalir untuknya dari amal perbuatannya juga ikut terputus; kecuali dari tiga hal di atas karena pada hakekatnya ia turut andil di dalamnya. Anaknya yang shalih merupakan hasil ikhtiarnya begitu juga ilmu yang ia tuangkan lewat media pembelajaran dan penulisan, dan sedekah jariyah yang telah ia wakafkan semasa hidupnya.”
Hadits ini adalah semangat bagi kita yang sedang mendidik buah hati. Bahwa anak-anak kita itu bisa menjadi salah satu amal jariah yang terus mengalirkan pahala pada kita, ketika ia menjadi seorang yang shalih dan mendoakan kita orang tuanya.
Mengenai kata “Anak Shalih yang Mendoakannya”, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam dalam Syarah Bulughul Maram menjelaskan, “Anak yang shalih, baik anak kandung maupun cucu, baik laki-laki maupun perempuan. Doa anak yang shalih serta pahala amal kebaikan yang dihadiahkannya akan bermanfaat bagi kedua orang tuanya. Ketika dia beribadah kepada Allah, maka orang tua atau kakeknya akan memperoleh manfaat atas amal ibadahnya tersebut.”
Semoga putra-putri kita menjadi anak-anak yang shalih-shalihah yang mendoakan kita, dan menjadi amal jariah yang terus mengalirkan pahala bagi semua.