“Kenakalan adalah kebaikan yang belum menemukan jalannya.”
(Futri Zakiyah S.Psi)
APA ITU NAKAL?
Pada remaja dan anak-anak, nakal adalah perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial, yang merupakan pelanggaran dari norma hingga hukum yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya, tawuran antar pelajar, perundungan (bullying), kabur dari sekolah/rumah, hingga pelanggaran yang terjerat hukum pidana seperti mencuri, kejahatan seksual, dan lainnya.
MENGAPA ANAK BISA MENJADI NAKAL?
Kenakalan tidak turun dari langit, artinya tidak ada anak yang sejak lahir langsung menjadi nakal. Nakal adalah perilaku yang bisa dipelajari dan ada sebabnya. Berikut beberapa hal yang memicu anak menjadi nakal:
1. Kondisi fisiologis.
Pre frontal cortex (bagian otak yang berfungsi mengatur, merencana, mengontrol tingkah laku) belum berkembang secara maksimal sehingga anak belum mampu berpikir secara logis sehingga masih kesulitan menerima aturan serta konsekuensi yang berlaku dalam masyarakat.
2. Lingkungan.
Children see, children do. Sebagian besar tingkah laku manusia adalah hasil dari pembelajaran modelling atau meniru. Kenakalan anak, seringkali adalah hasil dari pembelajarannya mengamati sekitar (lingkungan).
3. Teknologi.
Pemkembangan media sosial yang tidak terkontrol menimbulkan dampak yang besar bagi pembentukan karakter anak. Cara mereka berpikir, berperilaku, mengambil keputusan, sangat dipengaruhi apa yang mereka lihat dari layar kaca.
BAGAIMANA MENCEGAH KENAKALAN?
Karakter dan perilaku anak-anak pada saat ini adalah sesuatu yang belum final, artinya jika saat ini kita melihat seorang anak nakal, dia masih bisa tumbuh dan berubah. Namun dibutuhkan kerjasama antar berbagai pihak diantaranya rumah, sekolah, dan masyarakat. Berikut adalah hal yang bisa dilakukan orangtua/guru/orang dewasa lain untuk mencegah atau mengantisipasi kenakalan:
a. Menciptakan lingkungan yang aman
Usahakan anak tidak terpapar aktivitas-aktivitas keburukan secara langsung, seperti kemaksiatan/perzinahan, minuman keras, judi, dan lain-lain.
b. Bangun hubungan baik antara orangtua dan anak
– Membangun komunikasi yang efektif
– Menyediakan waktu yang berkualitas dengan anak
– Membentuk kesan positif dalam hati anak
– Menerima anak dalam kondisi apapun
– Melatih anak untuk memiliki empati melalui keteladanan
– Dll.
c. Berikan aktivitas yang positif
– Dorong anak memiliki kegiatan-kegiatan pengembangan diri di luar sekolah
– Dorong anak memiliki kelompok belajar atau ektrakulikuler yang positif
– Berikan fasilitas untuk menyalurkan hobi
– Apresiasi segala bentuk perubahan anak ke arah yang lebih baik.
LALU, BAGAIMANA JIKA ANAK TERLANJUR BERBUAT KENAKALAN?
Anak yang nakal, bukan berarti akan selamanya nakal. Mereka tetap butuh kita bantu agar keluar dari kenakalan. Apa yang bisa kita lakukan menghadapi kenakalan anak atau membantu mereka terlepas dari kenakalan?
1. Hati-hati dengan respon kita
Jangan sampai, respon kita, bukannya membantu anak keluar dari masalah justru semakin menenggelamkan mereka dalam masalah tersebut. Misalnya, dengan memberi label, julukan, olokan, meremehkan, merendahkan
2. Rangkul anak dalam kondisi apapun.
Anak butuh teman ketika menghadapi masalah, orangtua dan guru seharusnya menjadi teman yang baik sebagai tenpat mereka berbagi dan meminta solusi.
3. Bantu anak menemukan solusi.
Jangan lelah memberikan nasehat dengan cara yang baik. Anak butuh diterima dan diarahkan. Jika orangtua atau guru kesullitan menemukan solusi, sangat disarankan meminta bantuan ahli.
Materi ini disampaikan pada SEminar Parenting di Ponpes Al-Amin Sindangkasih Ciamis Jawa Barat