“Qurrota A’yun adalah perumpamaan (kinayah) dari kebahagiaan dan kesenangan. Anak Qurrota A’yun adalah mereka yang bisa membahagiakan, menyenangkan dan menenangkan hati orang tuanya di dunia dan akhirat.”
Anak-anak adalah penjejuk mata bagi orang tua. Itulah salah satu anak yang disebut dalam Al-Qur’an dalam cerita Nabi Musa yang dihanyutkan di sungai, “Istri Firʻaun berkata (kepadanya), ‘(Anak ini) adalah penyejuk mata bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya. Mudah-mudahan dia memberi manfaat bagi kita atau kita mengambilnya sebagai anak’.” (QS. Al-Qashash [28]: 9)
Selain itu, Anak-anak Qurrota A’yun adalah anak-anak yang diharapkan oleh orang-orang beriman dalam do’anya, “Dan, orang-orang yang berkata, ‘Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa’.” (QS. Al-Furqan: 74)
Apa sih Qurrotu A’yun itu?
Secara bahasa, ia berasal dari dua kata yaitu Qurroh dan A’yun. Qurroh artinya ‘dingin’, ‘sejuk’ atau ‘tenang’. Sedangkan AlA’yun adalah Jama’ dari Al-‘Ainu yang berarti ‘mata’. Itulah kenapa seringkali diartikan ‘penyejuk mata’ atau terkadang dimaknai ‘penyejuk hati’.
Raghib Al-Asfani, pakar bahasa Al-Qur’an menjelaskan, “Ada yang berpendapat bahwa kalimat Qurrotu ‘Ainin berasal dari kata Al-Qurru, yang artinya adalah dingin. Sehingga ada yang mengatakan bahwa makna asli dari ucapan Qurrot ‘Ainuhu adalah matanya menjadi dingin serta segar. Akan tetapi ada juga yang menjelaskan bahwa alasan dari ucapan tersebut adalah karena kebahagiaan akan mengucurkan air mata yang dingin, sedangkan kesedihan akan mengucurkan air mata yang panas.”
Di sudut lain, demikian Al-Asfahani melanjutkan, ada juga yang berpendapat bahwa kalimat Qurrotu ‘Ainin berasal dari kata Al-Qorooru, yang artinya adalah tetap atau tenang. Sehingga makna sebenarnya dari kalimat Qurrotu ‘Ainin adalah semoga Allah memberikan sesuatu yang dapat membuat matanya tenang, sehingga dia tidak berharap kepada selain-Nya. (Kamus Al-Qur’an 3/157)
Lalu anak yang bagaimanakah yang disebut Qurrota A’yun itu?
Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsiir Al-Muniir menjelaskan kata tersebut, “Sebagai penyenang hati kami dengan melihat
mereka taat terhadap kami. Kebahagiaan dan kesenangan mereka dengan melihat (anak-anak atau istri-istrinya) yang taat kepada perintah Allah SWT, dan mengamalkan perintahperintah agama, sesungguhnya orang Mukmin itu hatinya merasa gembira ketika keluarganya dan anak-anaknya taat kepada Allah SWT, agar mereka bisa bekumpul bersama-sama di surga.”
Qurrota A’yun. Mereka adalah anak-anak yang taat kepada Allah SWT, shalih-shalihah dan berbakti kepada orang tua, sehingga membuat hati orang tua senang dengan mereka di dunia dan akhirat.
Semoga anak-anak kita menjadi Qurrota A’yun. Aamiin.